May 27, 2017

                  Sedih rasanya..               

               Setelah keluar dari CEC Klaten, aku mendaftar di sebuah sekolah kecil di tengah kota dimana akutinggal. Sekolah yang baru berdiri selama 3 tahun ini cukup memiliki banyak siswa dan guru serta mempunyai proyeksi keberlangsungan yang bagus, karena belum banyak sekolah bagian kesehatan di kota ini. Aku baru bekerja terhitung dari bulan Maret - Mei ya memang baru 3 bulan, tetapi banyak sekali ketidak cocokan yang terjadi antara batinku dan sekolah ini. Ataukah hanya aku yang selalu masih membandingkan betapa enaknya bekerja di tempat sebelumnya daripada sekarang. CEC dulu semua serba rapi, disiplin, dan semua berjalan teratur.
                Tapi sekolah ini...
                Ketika setiap pagi masuk ruangan kantor, lantai masih selalu dalam keadaan kotor, semua meja dan kursi belum tertata rapi, terkadang saya pergi mengambil sapu dan menyapu isi kantor, kamar mandi yang tidak fungsional karena tidak ada penerangan dan cenderung kotor sekali, saya terkadang binggung tukang kebon ngapain aja?! Tak jarang saya melihat dia berada di kantin hanya kongkow dan tidak melakukan apapun. Guru sering datang terlambat, atau bahkan kosong tanpa meninggalkan tugas dan siswa selalu datang ke kantor meminta tugas pengganti. Tak jarang pula guru memberikan tugas pengganti dengan hanya menyuruh siswa mencatat atau menyalin. Saya hanya bisa bilang ke diriku sendiri kalau aku tidak boleh menjadi guru yang seperti itu. Kemudian perilaku guru merokok di lingkungan sekolah di depan siswa,walaupun merokok tersebut di kantin tapi tetaplah masih menjadi lingkungan sekolah.Lalutingkah laku, perilaku, serta tutur kata dari guru yang masih tidak pantas ataupun pas.
                Tapi yang lebih sedih dari semua itu adalah ketika siswa diperlakukan dengan semena-mena. Wow! Udah ngeri banget ya dengan istilah diperlakukan semena-mena.
Jadi tersebutlah seorang guru kejuruan yang merangkap menjadi wakasek kesiswaan sekaligus guru pembimbing penyusunan laporan praktek lapangan. Dia memang terkesan orang yang ceplas ceplos kalau ngomong, tidak suka diatur, tidak pernah disiplin waktu, suka menunda pekerjaan. Aaahhh..
Singkat cerita, dia adalah orang yang memiliki andil besar dalam berdirinya sekolah kesehatan ini sehingga sering banget bertindak maupun berkata sesuka hatinya yang berujung membuat siswa merasa under pressure dan stres. Siswa-siswa yang mau konsultasi laporan praktek sering banget stuck di depan pintu tanpa berani masuk untuk bimbingan, atau menolak mengadakan kosnultasi dengan alasan yang blas gak wajar, seperti "baru capek, baru lapar belum makan, sibuk *padal gak ngapa2in*, baru gak mood." Kalaupun konsultasi, siswa tidak diberi masukan dengan bahasa yang enak ditelinga, dan cenderung kasar.
                     Nah hasilnya, banyak sekali siswa yang ketakutan setiap mau konsultasi dan akhirnya banyak laporan yang molor belum selesai, parahnya lagi ada banyak siswa yang sampai tersakiti hatinya dan memilih tidak sekolah, terhitung sudah ada 4 siswa yang akutahu. Satu siswa akhirnya keluar sekolah dan tidak melanjutkan bersekolah, dua siswa sampai hari ini tidak ada kejelasan baik kabanyar, satu siswa kemarin sempat mogok akhirnya mau berangkat namun kembali memutuskan tidak ingin bersekolah paska konsultasi. Betapa sedih menjadi orang tua mereka di rumah yang sudah berusaha mati-matian bisa menyekolahkan mereka malah pada akhirnya dari sekolahlah yang membuatnya tidak ingin bersekolah. Lebih sedih lagi rasanya aku pengen bisa merubah keadaan untuk mereka para siswa tapi siapa to aku?! Aku hanya orang baru yang tidak mempunyai posisi yang berarti untuk membantu mereka.


No comments:

Post a Comment

                  Sedih rasanya..                                Setelah keluar dari CEC Klaten, aku mendaftar di sebuah sekolah kecil ...